Lelaki Malam

by Muhyiddin Aslam | 0 komentar

Tak ada kebisingan malam ini
sepi seperti tak bernyawa
hanya sesekali burung malam menyapa
membelah sunyi
Malam ini lelaki seorang diri
menangisi sesuatu yang baginya
sangat berarti
bahkan sesuatu yang tak berarti sekalipun
ikut masuk kategori
Bulan memandang,
sepertinya setiap malam lelaki itu menangis
hari yang membuatnya riang
petang melarutkannya menjadi erang
isakannya tertahan menahan sakit
yang menyesak begitu dalam
Ia membutuhkan taman
namun taman yang ia singgahi
tak selalu memberinya sejuta
bunga-bunga yang mekar
Melainkan kegersangan
Detik jarum jam semakin menemani
isakan yang menyiksa
Lelaki itu merindukan sahabat terbaiknya
Ruangan kosong yang berisikan dirinya
Karpet hijau rumah keduanya
Manusia bermata dua
dengan segala filosofi gilanya
Manusia berhati emas
dengan segala teguh dan kesabarannya
Dan Hitam yang dulu
pernah menopang hatinya
Airmatanya mengalir
membasahi malam ini
ia tak tahu harus melangkah kemana lagi
Mencari uluran dirasa itu bukanlah
hal yang mungkin sejati
Atau mungkin selamanya Lelaki itu
kan tetap membasahi malam yang sunyi
Sembari menanti musim datangnya
Mawar biru penawar hati...

0 komentar:

Posting Komentar